Fakultas Ilmu Pendidikan, Undiksha mengirim mahaisiwinya untuk menimba ilmu ke negeri lumbung padi. Mahasiswi yang beruntung itu adalah Ni Putu Sinta Dewi. Sinta adalah mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Tepatnya 14 Januari 2019 ia diterbangkan ke Filipina untuk mengasah kemampuan mengajarnya yang merupakan tuntutan juga dari mata kuliah PPL yang ditempuhnya. Mendapat kesempatan ini Sinta menceritakan bagaimana awalnya dia bisa mendapatkan kesempatan yang berharga itu, mulai dari coba-coba dengan sedikit pesimis kerena merasa kurang fasih berbahasa Inggris. Ditambah lagi dengan persaingan ketat yang dilakukan oleh Undiksha dan kebanyakan pesertanya adalah mahasiswa Bahasa Inggris. Namun karena keberaniannya untuk mencoba itulah akhirnya ia terpilih mengikuti program PPL luar negeri ini.
Banyak pengalaman yang ia dapat di negeri yang ia juluki sebagai miniaturya Inggris. Saat itu ia mendapat kesempatan mengajar matematika di kelas 3 sekolah dasar, Cavite State University, Child Development Center. Meskipun tidak sesuai dengan prodi yang diambilnya, Sinta tidak merasa kesulitan karena sudah mempelajari matematika sebagai mata kuliahnya di kampus hanya beda tingkat kesulitannya saja. Ada guru dan mahasiswa asli sana juga yang mendampingi Sinta dalam membuat RPP dan mengajar para siswa. Adaptasi menjadi kesulitan yang ia hadapi, ia diberi adaptasi selama 1 minggu. Selain itu ia juga kesulitan berkomunikasi dengan anak-anak, “karena baru kelas 3 mereka belum fasih menggunakan bahasa Inggris. Banyak hal yang harus diadaptasi mulai dari penggunaan bahasa, kebiasaan bangun pagi, menghargai waktu dan kerja keras.
Hal menarik yang ia temui adalah, “jadi hal menariknya itu saya melihat orang-orang disana makannya banyak mungkin karena mereka kerjanya lama ya sehingga perlu asupan nutrisi yang banyak juga. Lingkungannya juga bersih tidak ada 1 pun saya temukan sampah plastik yang ada banyak peringatan-peringatan sanksi denda yang berlaku bagi orang-orang jika membuang sampah sembarangan, buang sampahnya pun tidak asal harus di klasifikasikan menurut jenis sampahnya. Orang-orang disana terbiasa bangun jam setengah 5 pagi, jam 6 mereka sudah berangkat dan jam 7 mereka sudah disekolah jadi sebelum sekolah memulai pelajaran jam 8 itu, mereka belajar lebih awal di sekolah”, tutur Sinta
Ketika melihat sistem pendidikan disana menurutnya mata pelajaran yang diutamakan adalah mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Hal berbeda yang ia lihat jika dibandingkan denga Indonesia adalah banyaknya buku-buku yang dibawa ke sekolah, “anak-anak yang sekolah membawa banyak buku sampai memakai koper untuk membawanya”. Jika dilihat dari kekuatan anak-anak menurutnya ini cukup memberatkan anak-anak namun hal positifnya adalah banyak literatur yang bisa di baca oleh anak-anak. Sistem pendidikan disana lebih banyak ke praktik, dengan sedikit penjelasan namun banyak latihan soal. Kurikulum disana diganti selama 30 tahun sekali yang jika diganti harus berdasarkan riset. Jika dibandingkan dengan Indonesia Sinta menilai semua sistem pendidikan itu bagus tergantung dari tujuan yang ingin dicapai, kesiapan SDM dan budayanya. Dan ketika akan diganti lebih baik diimbangi denga hasil riset. Karena jika sering dirubah guru-guru akan dituntut untuk sering beradaptasi juga, “karakter SDM bisa dibentuk dari pendidika kalau pendidikannya dirubah-rubah bagaimana dengan karakter SDM nya nanti”, ujar mahasiswi semester 8 ini
Tak hanya sekadar menuntut ilmu Sinta bersama mahasiswa Undiksha lainnya juga sempat berwisata di Filipina, “karena disana mayoritas beragama Kristen jadi kami sempat berkunjung ke gereja-gereja yang banyak ada di Filipina”, ungkap mahasiswi asal Gianyar ini. Setelah 29 hari berada di Filiphina Sinta dan kawan-kawan kembali ke Indonesia pada 19 Februari 2019. Ia melanjutkan sisa masa studinya seperti hari-hari biasa yang ia lewati sebelum ke Filipina. Ada suatu hal yang berbeda yaitu tentang karakter jujur yang diutamakan, disiplin dan bertanggung jawab. Karena menurutnya banyak orang yang tidak jujur akan gagal. Karakter ini akan ia sampaikan ke anak didiknya ketika nanti ia sudah menjadi seorang guru.